Peringkat Kemampuan Bahasa Inggris Orang Jepang Kembali Menurun

0
bahasa inggris di jepang ujian curang kehidupan di jepang
© Hirokazu Yasuhara / KADOKAWA / Game Center Shoujo to Ibunka Kouryuu / Gambar hanyalah ilustrasi

Kemampuan bahasa Inggris orang Jepang kembali menjadi sorotan dalam kehidupan di Jepang setelah laporan terbaru menunjukkan penurunan signifikan. Jepang kini menempati peringkat 96 dari 123 negara dan wilayah dalam EF English Proficiency Index 2025. Untuk pertama kalinya sejak indeks ini dirilis pada 2011, Jepang masuk kategori “sangat rendah”, sejajar dengan negara-negara yang selama ini dikenal memiliki tantangan besar dalam penguasaan bahasa Inggris.

Posisi Jepang di Kawasan Asia

Dalam konteks kehidupan di Jepang di kawasan Asia, hasil ini terasa semakin kontras. Jepang berada di bawah beberapa negara tetangga seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Dari 25 negara dan wilayah Asia yang disurvei, posisi Jepang menunjukkan bahwa kemampuan bahasa Inggris bukan lagi sekadar isu pendidikan, tetapi juga cerminan daya saing regional.

Detail Skor dan Metodologi Penilaian

Laporan EF ini disusun berdasarkan data dari 2,2 juta peserta tes daring gratis sepanjang 2024. Dalam kehidupan di Jepang, rata-rata skor peserta hanya mencapai 446 poin, jauh di bawah rata-rata global 488 poin. Penilaian kali ini juga mencakup kemampuan berbicara dan menulis, yang untuk pertama kalinya dimasukkan dalam indeks, sehingga memberikan gambaran yang lebih menyeluruh.

© Japan Wire

Makna di Balik Kategori Sangat Rendah

Kategori “sangat rendah” dalam kehidupan di Jepang berarti sebagian besar peserta hanya mampu melakukan percakapan dasar. Mereka umumnya bisa memperkenalkan diri secara sederhana, memberi arahan singkat, dan memahami tanda-tanda dasar. Kondisi ini menegaskan bahwa penggunaan bahasa Inggris masih sangat terbatas dalam kehidupan sehari-hari.

Tren Penurunan yang Konsisten

Jika menilik sejarahnya, kehidupan di Jepang sebenarnya pernah berada di kategori menengah pada edisi awal indeks. Namun, seiring bertambahnya jumlah negara yang dinilai dan stagnasi kemampuan domestik, peringkat Jepang terus melorot. Penurunan delapan poin dibandingkan tahun sebelumnya menjadi sinyal kuat bahwa perbaikan belum terlihat.

Kondisi Global yang Tidak Jauh Berbeda

Meski demikian, tantangan ini bukan hanya milik Jepang. Penyusun indeks mencatat bahwa secara global, peningkatan kemampuan bahasa Inggris juga cenderung stagnan sejak 2020. Permintaan dan investasi pendidikan tetap ada, tetapi hasilnya belum signifikan.

Target Pemerintah dan Realita di Lapangan

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menargetkan 30 persen siswa SMA negeri lulus dengan kemampuan setara Eiken Grade 2 atau lebih pada 2027. Namun, data terbaru menunjukkan baru sekitar 21,2 persen siswa yang mencapai level tersebut. Angka ini menegaskan masih lebarnya jarak antara target kebijakan dan kondisi nyata, sekaligus menjadi pekerjaan rumah besar bagi sistem pendidikan Jepang.

KAORI Newsline | Sumber

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses