Kenaikan harga sewa rumah kini menjadi isu serius dalam kehidupan di Jepang, terutama di wilayah perkotaan seperti Tokyo. Seorang pekerja kantoran berusia 40-an di Distrik Chuo harus menerima kenyataan pahit ketika biaya sewa apartemennya naik hampir 10 persen saat perpanjangan kontrak. Kondisi ini mencerminkan tekanan biaya hidup yang semakin terasa dalam kehidupan di Jepang, khususnya bagi pasangan muda yang masih menyewa tempat tinggal.
Tokyo Jadi Episentrum Kenaikan Sewa
Di berbagai wilayah Tokyo, kenaikan harga sewa bahkan menembus angka dua digit secara tahunan. Apartemen dua kamar dengan luas sekitar 60 meter persegi kini semakin sulit dijangkau, membuat banyak warga mempertimbangkan pindah ke pinggiran kota. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana kehidupan di Jepang, khususnya di pusat kota, semakin mahal dan menuntut kompromi besar dari penghuninya.
Harga Properti Bikin Mimpi Membeli Pupus
Lonjakan harga kondominium turut memperparah situasi kehidupan di Jepang. Di beberapa distrik, harga apartemen bekas telah melampaui 100 juta yen per unit. Kondisi tersebut membuat banyak penyewa mengurungkan niat untuk membeli rumah dan memilih bertahan di hunian sewa, meski biayanya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Permintaan Tinggi Perkuat Posisi Pemilik Properti
Perusahaan pengelola properti melihat tingginya tingkat hunian sebagai peluang. Apartemen baru dengan fasilitas memadai, meski lokasinya tidak sepenuhnya strategis, tetap cepat terisi. Dalam konteks kehidupan di Jepang, permintaan yang kuat ini membuat negosiasi kenaikan sewa menjadi lebih mudah diterima oleh penyewa, terutama di kawasan Tokyo dan sekitarnya.
Aturan Ada, Negosiasi Tetap Jalan
Secara hukum, pemilik properti tidak bisa menaikkan sewa secara sepihak. Namun, dalam praktik kehidupan di Jepang, kenaikan tetap terjadi melalui kesepakatan bersama dengan alasan kenaikan harga barang dan properti. Data menunjukkan semakin banyak penyewa yang akhirnya menerima kenaikan sewa saat kontrak diperpanjang.
Kenaikan Sewa Terjadi di Seluruh Jepang
Tak hanya Tokyo, kota-kota besar lain seperti Osaka, Kyoto, dan Fukuoka juga mencatat rekor harga sewa tertinggi. Baik hunian untuk lajang maupun keluarga mengalami kenaikan signifikan. Hal ini menegaskan bahwa tantangan kehidupan di Jepang terkait hunian kini bersifat nasional, bukan sekadar masalah ibu kota.
Alternatif Tinggal Jadi Pertimbangan Baru
Para analis menilai kawasan dalam radius 30 menit dari pusat Tokyo masih akan diminati, sehingga harga sewa berpotensi terus naik. Dalam menghadapi realitas kehidupan di Jepang, sebagian orang mulai melirik daerah dengan sewa lebih terjangkau di luar pusat kota, demi menjaga keseimbangan antara biaya hidup dan kualitas kehidupan jangka panjang.
KAORI Newsline | Sumber











